Seperti yang telah kita ketahui bahwa keberadaan gas detector sangat penting dalam pendeteksian kebocoran gas di berbagai industri, termasuk di kapal dan industri lepas pantai. Dengan adanya gas detector, instrument ini akan mendeteksi keberadaan gas berbahaya sejak dini, memberikan pemantauan secara terus-menerus terhadap gas berbahaya yang ada di sekitar untuk menjaga keselamatan dan keamanan para pelaut, properti, dan lingkungan. Seiring dengan perkembangan gas detector, instrument ini membantu pelaut menghindari risiko kecelakaan yang diakibatkan oleh kebocoran gas.
Deteksi Gas dan Perkembangannya
Gas detector telah digunakan di berbagai industri sejak orang menyadari bahaya dari kebocoran gas di lingkungan berbahaya. Pada saat gas detector belum ditemukan, penambang menggunakan burung kenari untuk mendeteksi kebocoran gas. Di area tambang, burung kenari diturunkan dalam sangkar, mereka akan terus berkicau, dan pada saat mereka berhenti berkicau itu sebagai tanda kekurangan gas. Ini berfungsi sebagai pengingat bagi para penambang untuk segera keluar dari area tambang. Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 gas detector telah mengalami banyak perkembangan dengan metode deteksi gas jauh lebih tepat dan tidak berbahaya bagi hewan.
Baca artikel lainnya: Cara Merawat Gas Detector
Berikut adalah ringkasan perkembangan gas detector dari waktu ke waktu.
- Pada awal abad-19 Humphry Davy seorang ahli kimia Inggris mengembangkan lampu ledak sebagai awal pendeteksian gas. Penemuan ini menjadi fondasi dalam perkembangan deteksi gas.
- Pada tahun 1823, Alexander von Humboldt, seorang ilmuwan Jerman mengembangkan detektor gas berbasis api.
- Pada tahun 1912 Dr. Robert von Ostwald, seorang ahli kimia Jerman, memperkenalkan portable gas detector pertama yang menggunakan prinsip pemadaman nyala api.
- Pada tahun 1950-an dan 1960-an, gas detector elektronik mulai dikembangkan. Perangkat ini menggunakan teknologi sensor elektronik, seperti sensor elektrokimia dan sensor katalitik, untuk mendeteksi gas berbahaya.
- Seiring berjalannya waktu, teknologi sensor terus mengalami perkembangan. Sensor-sensor yang lebih canggih seperti sensor infrared dan sensor fotoionisasi (PID) dikembangkan untuk mendeteksi gas lebih spesifik. Setelah itu, gas detector semakin terintegrasi dengan teknologi digital. Hal ini memberikan kemampuan pemantauan jarak jauh, tampilan digital, dan konektivitas ke sistem pemantauan keselamatan yang lebih luas.
Gas Detector di Industri Maritim
Gas detector memiliki peran yang sangat penting di industri maritim untuk menjaga keselamatan dan keamanan di kapal, rig lepas pantai, dan instalasi maritim lainnya. Berikut ini beberapa poin terkait penggunaan gas detector di industri maritim:
- Gas detector digunakan untuk mendeteksi keberadaan gas berbahaya di lingkungan maritim, seperti gas bahan bakar (LPG, LNG), gas kimia, atau gas lainnya yang dapat menyebabkan bahaya.
- Gas detector digunakan untuk pemantauan area-area tertutup dikapal yang rentan terhadap penumpukan gas berbahaya. Gas detector biasanya dipasang di ruang muatan, ruang kargo, ruang mesin hingga tangka bahan bakar.
- Gas detector yang digunakan di industri maritim harus memenuhi standar dan sertifikasi yang berlaku untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan tersebut. Misalnya, Persyaratan Keamanan Internasional (International Safety Management/ISM Code) mewajibkan kapal untuk memiliki sistem deteksi gas yang sesuai.
- Gas detector melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja di industri maritim.
- Pendeteksi kebocoran bahan bakar atau kebocoran gas di kapal yang dapat menyebabkan ledakan atau kebakaran
Dalam penggunaan gas detector di industri maritim membantu mengidentifikasi dan mengatasi risiko gas berbahaya, memenuhi persyaratan peraturan keselamatan yang berlaku, dan memastikan keamanan kapal dan pekerja.